Total Tayangan Halaman

Senin, 20 Juni 2011

Reformasi? Bikin mati??

Reformasi..

Adalah era dimana segala kalangan masyarakat menginginkan perubahan terhadap negeri ini. Bisa dikatakan revolusi singkat ini, menjadikan mantan Presiden Soeharto "K.O" sebagai orang nomor wahid di Indonesia. 

Lalu, apa benar era sekarang adalah era reformasi? Lalu, apa dampaknya sekarang?? Apakah benar kita sejahtera? Atau benar kita menderita?

Mari kita menoleh ke arah kanan kiri kita, sedikit melihat ke belakang pun diperbolehkan. Banyak anak-anak yang tak bersekolah, edukasi antar daerah masih cukup tak merata, pengangguran masih ada, rakyat susah makan, petani berteriak minta kebijakan pemerintah, dan asing yang diutamakan.

Benar sekali, para bapak dan ibu pemerintahan mengatakan bahwa sudah saatnya era globalisasi dan perdagangan bebas dimulai. Namun, mari yuk kita mengintip sedikit ke celah kekurangan negeri ini, Apa ekonomi mikro siap menghadapi serbuan produk asing?

Prinsip tak boleh adanya diskriminasi antara barang lokal dan impor, serta tak boleh adanya kecurangan dalam perdagangan merupakan salah satu prinsip WTO, yang dikenal MFN alias Most Favored Nation

Kalau begitu, artinya barang lokal dan barang impor memiliki nilai yang sama, dan bagaimana produk lokal bersaing?? Infant Industry harus dilindungi!! Banyak lini industri pemerintah yang masih labil dan sulit berkembang, tapi kenapa harus diberikan kepada asing? Negara harusnya melindungi berbagai macam sumber daya alam negeri ini, misalkan minyak bumi, gas, dan juga sumber daya alam lainnya.

Jangan lupa bahwa swasembada pada masa Orba dulu kini kian mimpi, toh kita masih ngimpor beras Vietnam atau Thailand, apa kita tak malu dibilang negara agraris?

Pemerintah seharusnya tak melupakan visi misi negeri ini, ketika reformasi diperjuangkan maka jangan langsung disalahgunakan. Alangkah baiknya bila pemerintah membaca mengenai UUD '45 yang sepenuhnya untuk rakyat, daripada liberalisasi yang setengah hati dan merugi. 

Mari kita lihat ke pemerintah, 
Korupsi masih ada dan koruptor lari sana sini, kasus perbankan yang marak, korupsi pajak negara, kolusi dan nepotisme masih tercium. Apakah negeri ini merupakan reformasi yang diimpikan pemuda?? Lalu, bagaimana dengan Pancasila yang tak diaplikasikan untuk menjalankan perpolitikan negeri ini? Melihat anggota DPR nonton video porno dan tidur di dalam gedung DPR, apa kalian tak sakit hati melihatnya? Lalu, koruptor bisa lari dengan alasan "sakit", apa kita tak "SAKIT" dibuatnya? 

Menurutmu, apa negeri ini demokratis?? Saya bilang TIDAK!! 
Kenapa??
Kita sudah meneriakkan opini dan pendapat kita, apa diperdengarkan?? Tentu tidak sama sekali. Pembangunan Gedung DPR masih berjalan, anggaran DPR masih bengkak, padahal selama ini kita sudah berteriak di bawah teriknya matahari kota Jakarta tiap harinya. Pemerintah bersikap otoriter dalam hal tersebut.

Kiranya kita sudah mulai menyadari dan diam tanpa kata terhadap keadaan negeri yang runyam ini. Banyak masyarakat meneriakkan Revolusi seperti di Prancis dimana segala rakyat dari segala kalangan bersatu padu menyerang pusat pemerintahan dan meminta pemerintah segera membuat perpolitikan yang lebih memihak rakyat. Menurut saya, saya cukup setuju akan hal tersebut. Bagaimana dengan kalian?? 

Apakah ini saatnya melakukan revolusi terhadap pemerintahan?
Mungkin "Bom Waktu" mulai berjalan dari sekarang

- Richard Ivander



2 komentar:

  1. kapan waktunya meledak saya pikir tinggal tunggu sesosok manusia berjiwa pemberontak, karena percuma kalo anemo untuk meledak tinggi tapi tidak ada seutas benang berapi-api yang menjadi pemicu utamanya.

    UKMK tidak tumbuh signifikan sebagai salah satu syarat kemerdekaan ekonomi suatu negara. Ekonomi Biaya Tinggi sebagai sosok siluman yang terus mengintip dan menerkam pihak-pihak yang ingin membantu negri ini keluar dari masalah kesejahteraan. Industri manufaktur sangat lambat bergerak karena support Pemerintah seolah cuma setengah-setengah. Infrastruktur fisik sebagai salah satu penunjang sektor Industri belum benar-benar diperhatikan dengan baik. Alhasil pembangunan industri bisa tercermin dari bentuk-bentuk infrastruktur kita yang masih lembek.

    Sementara pihak asing terus datang untuk mengambil kekayaan Ibu Pertiwi. Banyak kisah-kisah memprihatinkan yang muncul dari pemerintah daerah yang gembar-gembor soal ekonomi. Ada pemerintah di satu daerah yang gak ngerti bahasa inggris mendengarkan presentasi investor asing dan cumga nggangguk2 mendengarkan tapi nggak tau isinya apa. Hampir saja negri ini dibuat berlubang-lubang seperti di papua apabila tidak ada seorang pegawai cerdas yang mengusulkan bahwa investor asing tersebut harus menggunakan bahasa indonesia ketika presentasi, dan ketika menggunakan bahasa indonesia, Pemerintah daerah tersebut baru bisa protes panjang lebar soal proyek yang akan digarap oleh asing. Itu baru satu yang bisa terselamatkan. Entah bagaimana nasib saudara kita di daerah lain.

    Indonesia is a sleeping giant, dan saya rasa Pemerintah belum mau "membangunkan Ibu Pertiwi" dari tidur panjangnya. melihat demo-demo yang gak masuk akal dan pemikiran masyarakat yang masih sempit gak heran kalo negri ini bisa dijajah Belanda yang sekecil kutu selama 300an tahun.

    BalasHapus
  2. Saya etuju dengan pendapat kamu yang saya rasa mampu menyadarkan republik ini, akan arti negara sesungguhnya..
    Mari kita buat revolusi kecil guna membangun kesejahtraan bangsa..

    BalasHapus