Total Tayangan Halaman

Rabu, 29 Juni 2011

INDONESIA ANTI KORUPSI !!

Semakin lama kita mengamati lika liku politik dan negeri ini, apakah negeri ini sepenuhnya makmur dan membasmi KKN (korupsi, kolusi dan nepotisme) ?

Kesejahteraan dan juga faktor pendidikan menjadi titik jatuhnya pemerintahan negeri ini, dikala reformasi masih carut marut dan juga pemerintahan makin amburadul. 

Cadangan devisa negeri ini adalah lebih dari $100 milliar US Dollar, dengan PDB tembus $ 700 milliar US Dollar yang menjadikan Indonesia setara dengan negara 16 besar dunia yang mampu berdiri pada saat resesi ekonomi, dan juga pendapatan per kapita Indonesia tahun ini sebesar Rp 27.000.000

Lalu bagaimana dengan korupsi merajalela??
Apakah benar Indonesia telah maju?? Atau hanya "setengah" maju saja?
Mari kita lihat dana untuk rakyat dari berbagai macam sudut :
  • Dana BOS di Indonesia tahun 2011 adalah Rp 16.812.005.760.000, dengan Rp 400.000/siswa artikel 3
  • Alokasi dana pensiun di Indonesia tahun 2011 adalah 50 trilliun rupiah, artikel 4
  • Anggaran pegawai berupa gaji dan tunjangan tahun ini sebesar Rp 180,6 trilliun artikel 5
  • Gaji militer per orang adalah Rp 1.565.800 terendah dan Rp 4.200.000 tertinggi artikel 6
Itu adalah sebagian kecil anggaran rakyat yang dapat kita ketahui dan saya cari di berbagai media. Namun, mari kita saksikan kenyataan yang harus kita telan mentah-mentah.

  1. KPK berhasil menyelamatkan uang negara dari tahun 2008-2010 sebesar Rp 5,4 trilliun artikel 7
  2. MA mengaku mengembalikan uang negara sebesar Rp 10 trilliun di tahun 2010 artikel 8


Itu adalah sebagian prestasti yang cukup membanggakan, walaupun pahitnya adalah negara baru dapat mengembalikan uang sebesar Rp 15,4 trilliun saja, lalu bagaimanakah koruptor yang masih bersembunyi di "liang" gedung DPR??

Apakah korupsi tuntas?? Lalu bagaimana respon masyarakat? Mereka hanya berargumen bahwa negeri ini memang penuh dengan koruptor, bahkan dana apapun bisa di korup sama "tikus" pemerintahan. Pembagian hasil jelaslah terjadi disini, bisa saja pembagian hasil antara perusahaan-pemerintah, partai-pemerintah, partai-pengusaha, bahkan perorangan. Korupsi pun telah melembaga, sampai masuk ke dalam masyarakat kecil. 

Lalu, bagaimana cara kita untuk menanggulangi masalah tersebut? Korupsi yang merajalela dan tak pandang bulu ini? 

Saya berpikir bahwa alangkah baiknya bila negeri ini memberlakukan sistem tegas akan hukum dimana hukum tak mati karena uang, tapi hukum yang berani mati demi membela keadilan.
Tips kecil saya yang berasal dari pikiran saya pribadi adalah :
  • Hukum memang benar-benar dipegang oleh pemimpin yang bersih
  • Pelaksanaan hukum perlu adanya transparansi dan pengawasan akan pelaksanaan aturan hukum guna menghindari praktek suap. 
  • Diberlakukan masa hukuman yang begitu lama, dimana hukuman seumur hidup tentu harus diberlakukan.
  • Bangun penjara khusus koruptor dimana pengamanannya seketat penjara Guantanamo.
  • Samakan koruptor dengan teroris dan penjahat perang, karena mengambil jutaan hak rakyat.
  • Hukuman mati seperti kebiri, pancung, gantung leher, tembak di tempat, setruman listrik perlu diberlakukan guna korupsi menjadi berkurang karena takut.
  • KPK, dan penegak hukum saling bekerja sama dimana sebelum membahas mengenai kasus korupsi beserta saksi dan calon tersangka, alangkah baiknya segala paspor dan akomodasi mereka ditahan. Penjara rumah berlaku bagi para saksi dan koruptor. 
  • Ketika seseorang menjadi koruptor, maka segera tempel logo wajah koruptor di bandar udara, pelabuhan, terminal bus dan KRL sehingga melarikan diri bagi koruptor amatlah sulit.
  • Perlu ikut campurnya BIN di dalam mencegah larinya koruptor ke luar negeri, dan apabila ada yang membantu koruptor melarikan diri maka ia akan terkena sangsi yang sama dengan koruptor tersebut.
  • Alasan sakit dan sibuk tidak berlaku dalam proses hukum, kecuali sakit keras hampir koma dan juga sanak keluarga atau dirinya meninggal.


Indonesia harus tegas terhadap korupsi, jangan pandang bulu, dan disinilah SBY dan jajaran pemerintah dapat meningkatkan popularitasnya apabila mampu menerapkan hukuman tegas yang memberi efek jera bagi koruptor. Jangan ada yang lari ke luar negeri dengan alasan berobat. Sudah cukup Indonesia dijajah VOC bergaya koruptor dan suap, kini saatnya Indonesia BANGKIT !!


Minggu, 26 Juni 2011

Problema Kota Jakarta dan anak jalanan.

Kepala Dinsos DKI Jakarta, Kian Kelana, mengatakan, sebanyak 3.350 anjal mendapat bantuan program melalui dana Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Negara (APBN). Sisanya sebanyak 364 anjal mendapat alokasi APBD dan 180 anjal melalui program tanggung jawab sosial (CSR) perusahaan. Dengan kata lain, sebanyak 4.104 anjal belum tersentuh program pemberdayaan yang bertujuan mengubah perilaku sosial tersebut.


Artikelnya

Melihat artikel tersebut, maka pemerintah masih harus mengerjakan pekerjaan rumah di kota Jakarta yang belum selesai sampai sekarang. Banjir, macet, kebersihan kota ditambah anak jalanan menjadi problematika kota Jakarta di tengah kemewahan dan pembangunan kota Jakarta.

Mari kita melihat gambar disini, saya mengambilnya sewaktu saya naik bus kota untuk melihat anak jalanan, dan kegiatannya..

 Potret kecil anak jalanan

Amplop untuk memasukkan uang

Inilah sedikit potret kecil anak jalanan yang membuat hati kita miris dan bingung apa yang pemerintah telah kerjakan selama ini untuk mengatasi masalah tersebut.
Kota Jakarta adalah kota yang penuh dengan pembangunan gedung pencakar langit, investasi terus berkembang dan juga semakin padatnya penduduk di Jakarta. Tapi, apa yang telah mereka lakukan kepada anak jalanan??

Kesenjangan sosial adalah jawaban atas problema anak jalanan. Banyaknya pembangunan perumahan elit dan berkelas, apartemen dan gedung kantor, mall yang megah pun tak bisa menutupi kecacatan kota Jakarta.
Selama masih ada anak jalanan, apa Jakarta bisa dikatakan maju?? Saya jawab BELUM

Perkembangan anak jalanan di Jakarta tentu karena beberapa hal, dan sudah menjadi umum dalam masyarakat, yakni pengangguran dan kemiskinan.
Banyak anak balita yang disewakan kepada orang lain untuk mengamen dan megnemis sehingga orang tersebut dapat penghasilan lebih karena menyewa anak balita tersebut.
Ditambah adanya premanisme dimana ia menjadi pemimpin anak-anak. Preman tersebut menerima seotran uang dari anak-anak yang dipekerjakan secara paksa oleh oknum tersebut.

Bagaimana dengan pembangunan gedung baru DPR?? tentu jalan terus. Gedung DPR ini melambangkan kecacatan kesenjangan sosial yang tak kunjung selesai. Kemiskinan masih menjadi luka yang mengangga bagi rakyat miskin namun pemerintah masih foya-foya dalam menggunakan anggaran negara, sebagai contoh anggaran pulsa. Maka, pemerintah dinilai belum mampu mewujudkan kata "Fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh negara" yang tertera dalam UUD 45.

Anggaran pulsa, anggaran gedung baru, studi ke luar negeri tentulah cukup untuk membangun sekolah gratis disertai pembiayaan gaji guru yang teratur. Saran saya adalah diperlukannya pembangunan sekolah gratis bertaraf nasional. Banyak orang-orang yang bersedia untuk menjadi guru honorer bahkan dengan gaji murah sekalipun. 

Pembangunan sekolah gratis tentu bertaraf nasional, dimana kelulusannya sama dengan kualitas sekolah lainnya di Indonesia. Tak adanya diskriminasi tentu dapat mengurangi anak jalanan dan perbaikan edukasi di Indonesia. 

Dalam mengatur biaya pendidikan, tentulah harus "turun ke bawah" diaman langsung menuju sekolahnya, jangan lewat "perantara" karena banyak oknum yang bagi hasil terhadap anggaran tersebut. Pemerintah pasti bisa melihat dan sdar akan problema di kota Jakarta. 

Jangan hanya melihat dari sisi kemacetan saja, teman-teman. sahabat kita butuh perubahan sekarang, mereka tak bersekolah karena tuntutan ekonomi orang tua nya. Mereka merindukan sekolah dan pendidikan, mereka tentu mau bersekolah. 

Kerjasama dan koordinasi antara masyarakat, pemerintah, dan asosiasi diperlukan untuk mencegah berkembangnya anak jalanan tersebut, dan diperlukan tindakan yang berkesinambungan untuk dapat mencerdaskan anak terlantar dan fakir miskin, jangan dimusnahkan dan dipinggirkan. Cukup lama mereka menderita dibalik megahnya kota Jakarta. 

- Richard Ivander

Kamis, 23 Juni 2011

Bisnis Mudah Daftar 100% Gratis Kerja Gampang Hasil Luar Biasa.

Hai ada bisnis menarik dan luar biasa dasyat nih!!
Di sini kita bisa Mendapatkan Rp. 277.777.778.500,- Lebih
Dengan Modal 100% GRATIS!! 100% MUDAH, 100% BEBAS RESIKO!
Kerjanya? Sangat mudah!
Untuk info Lengkapnya Kunjungi :

Indonesia.. So Beautiful !!

Indonesia Travel, I took many pictures from google, but this is it!! This is the view of Indonesia!! You can visit to my country, it's so beautiful!! 




Tanjung Kelayang, Belitung

Medan City

Raja Ampat, Papua

Danau Toba, Medan

Jakarta at night

Trans Studio - Bandung

Tanah Lot, Bali

Pantai Senggigi, Lombok

Nusa Tenggara Barat

Bali Beach

Tidore, Maluku

Mahameru, Bromo

Cartenz, Papua

Jembatan Ampera, Palembang

Jembatan Suramadu (Surabaya-Madura)

Surabaya at Night

Bunaken, Manado

Rabu, 22 Juni 2011

Pancasila !! One for all and All for One


Aku melihat Pancasila..
Pancasila sebagai lambang negeri ini yang mulai menua..
Ketika zaman semakin maju dan modern, dimana semua menjadi praktis
Globalisasi menjadi sesuatu yang exist, dan budaya bercampur baur..
Sekarang, manusia mudah mengenal satu sama lain, semua mudah.. serba mudah..

Tapi, sekarang...
Pancasila sebagai lambang kita malah semakin dilupakan..
Enggan dipelajari anak muda, bahkan sampai ke pemerintah
Aku mengalami kebimbangan akan kenangan masa lalu
Dimana Pancasila begitu perkasa di Indonesia

Kini sekarang hanya sebuah tulisan yang kaku dan diam
Orang melihatnya sebagai standar yang biasa
Semua menjadi bias dan tak berarti
Ketika kita melupakan Pancasila

Wahai anak muda!!
Janganlah kamu melupakan Pancasila
Dengan menoleh kepada ideologi negara lainnya
Inilah jati diri negara kita..
We should have to be ourself !!
Not others!!
Bung Karno pun berkata; "Jangan Sekali-kali melupakan sejarah"
Jangan sekalipun kita melupakannya..
Terapkanlah ideologi ini dalam darah dan tulang kita
Sehingga Garuda bisa bangun dan kembali berjaya

One for All, All for One, IndONEsia

Proud to be Indonesian, Hey Malaysian !!

Marilah kita mengintip kekuatan dan wilayah Malaysia dan Indonesia, dimana keduanya tentu memiliki kekuatan tersendiri. Marilah kita melihat data-data kedua negara tersebut. 
Disini saya hanya memberikan garis besar datanya saja, untuk mengetahui garis besar perekonomian dan penduduk masing-masing negara.


MALAYSIA 

Area              : 329.847 sq. km. (127.315 sq. mi.)
Ibu Kota        : Kuala Lumpur
Populasi        : 28,3 juta penduduk
Etnis             : Malay 53,3 %, Chinese 26 %, campuran 11,8 %, India 7,7 %, lainnya 1,2 %
Agama         : Islam 60,4 %, Buddha 19,2 %, Kristen 9,1 %, Hindu 6,3 %, sisanya 5 %
GDP            : $ 191,5 billion (2009)
Income        : $ 6.897 (2009)

INDONESIA
Area             : 2 juta sq. km. dan area laut 7.900.000 sq. km. 
Ibu Kota       : Jakarta
Populasi       : 240,3 juta jiwa
Etnis             : Jawa 40,6 %, Sunda 15 %, Madura 3,3 %, Minangkabau 2,7 %, lainnya 38,4 %
Agama         : Islam 86,1 %, Kristen 5,7 %, Katolik 3 %, Hindu 1,8 %, lainnya 3,4 % (census 2000)
GDP            : $ 823 billion (2011)
Income         : $ 4.394 (2011)


Berdasarkan peta perbandingan kekuatan Indonesia dan Malaysia, tentulah Indonesia masih memegang kekuatan lebih dalam peranannya. 
Tak perlu kita malu sebagai WNI yang hidup merdeka dan demokratis ini, walaupun lika liku kemiskinan masih saja merobek hati kita sebagai masyarakat Indonesia.

Terkadang, perih dan juga malu pernah tersirat di wajah kita, apa jadinya kita dibandingkan dengan negara lain. Apakah kita bisa menang menghadapi negara tetangga? (Malaysia)

Maka saya katakan kepadamu, "Wahai sahabatku, tak perlu kita ragu dan malu.. Mari kita bersatu padu, tak memandang suku walaupun kamu adalah Chinese, Javanese, Sundanese, indigenous, Indian, dll tapi kamu tinggal disini dan kamu menapaki bumi indah di negeri ini"

Pikirkan lah sobatku, dan lihat sekitarmu!!
Banyak orang asing di berbagai negara dan datang kesini untuk apa? Mereka mencari peruntungan dan rejeki disini. Banyak orang asing mendirikan perusahaannya atau menjadi ekspatriat karena kebanyakan mereka sulit mencari nafkah di negara mereka sendiri. Mereka lari ke "tanah surga" ini untuk mengeksploitasi negara ini.

Malaysia boleh sombong dan bergaya seakan di atas awan, tapi hadapilah tetangga kita dengan kepala dingin. Jangan sesekali kita emosi berlebihan bahkan terkadang kita kehilangan moral. Mereka menertawakan kita disana karena kita bangsa yang mudah dipermainkan emosinya. Tetap tenang dan terus berusaha untuk memajukan negeri ini.

Kita patut bangga sebagai WN Indonesia dimana bangsa ini adalah bangsa yang besar, penuh dengan estetika keindahan alam dan juga keragaman budaya. Dibandingkan dengan negara lain, yang kecil dan kurang SDA. Tapi, kebanggaan kita turut serta merta dengan pembuktian kita akan cinta tanah air. Sayangi negeri ini seperti kamu menyayangi diri kamu sendiri. Cari ilmu setinggi mungkin dan kembalilah ke negeri ini, buat negeri ini semaju kamu menempuh ilmu di negeri seberang.

Jika orang lain bertanya siapakah dirimu, dengan lantang katakanlah "I'm Indonesian"
Karena jati dirimu adalah Indonesia, dan lahir mu di negeri ini, dan kamu meninggal pun akan disemayamkan kembali ke tanah negeri ini.

- Richard Ivander

Selasa, 21 Juni 2011

Opini Ku: Indonesia.. Liberalisme atau Sosialisme?

Opini Ku: Indonesia.. Liberalisme atau Sosialisme?

Indonesia.. Liberalisme atau Sosialisme?

Sosialis dan Liberal, Indonesia harus memilih yang mana?? Kedua paham tersebut sempat bergesekan dengan Indonesia pada masa lampau, dimana Demokrasi Liberal pernah menjadi sistem perpolitikan Indonesia pada masa lampau, namun di satu sisi UUD '45 menggambarkan sosialisme yang mengental di dalam bangsa. Lalu, Indonesia mau kemana?? 

Demokrasi jelas menjadi logo yang selalu dibawa negeri tercinta ini, bahkan konyolnya; Demokrasi Terpimpin yang bersifat otoriter pun masih dikatakan demokrasi. Demokrasi dan otoriter tentu saja berlawanan. Melihat figur kepemimpinan Indonesia dari masa ke masa, mereka tentu tak mau menanggalkan kata "Demokrasi" tuk lepas dari jati diri Indonesia, entah apa pun keadaannya. Namun, melihat kondisi sekarang? Indonesia berada di ambang sosialis atau liberal?? 

Tapi sebelumnya, mari kita sedikit mengintip kepada teori sosial dan juga teori liberal.
Sosialisme lahir ketika Revolusi Industri yang melahirkan kaum buruh dan pemilik modal. Kedua kaum ini memiliki kesenjangan sosial yang jauh berbeda satu sama lain. Revolusi demi revolusi pun lahir di beberapa negara, contohnya Rusia. rusia mengalami Revolusi berdarah yang dipimpin oleh kaum proletar yang tak memiliki senjata, namun organisasi yang mereka miliki. Tsar yang terlalu lemah dalam mengubah kondisi perindustrian yang memikirkan kaum proletar menjadi lebih baik, tapi tunduk pada kaum bangsawan, tuan tanah, dan investor. Revolusi inilah yang ikut serta didalam perubahan besar di dunia.
Perlu diingat, Komunisme dan Sosialisme berbeda satu sama lain. Komunisme lebih ekstrem diaman ingin terwujudnya masyarakat tanpa kelas, dimana semua rata dan tak berbeda. Pemerintahan komunisme pun lebih anarkis dan dipenuhi intrik kekuasaan. Komunisme dapat menggantikan segalanya, termasuk agama yang berganti logo komunis sebagai tempat pemujaan. 
Sementara sosialisme adalah inginnya menggapai kesejahteraan kaum proletar dimana identik dengan pembagian proses produksi, distribusi dan pertukaran industri yang lebih adil antara proletar dan borjuis. Di dalam penerapan nya, pemerintah campur tangan dalam mengatur perekonomian dan membuka beberapa pasar bebas. Pasar bebas dan investasi disini merupakan "makanan" bagi negara agar dapat membangun perekonomian yang bersifat sosial secara meluas untuk rakyat disertai pengaturan regulasi yang cukup ketat bagi para investor. sosialisme merupakan musuh besar bagi kapitalisme, karena kaum sosialis menganggap bahwa kaum kapitalist bersifat egoisme satu sama lain dan diselimuti kesenjangan sosial.

Penerapan sosialisme di Indonesia dapat dilihat dari Pancasila Sila ke-5 dan UUD '45 dimana segala aturan dan kepentingan apapun itu, baik ekonomi, pekerjaan, hidup, lingkungan, SDA, pendidikan haruslah untuk rakyat. 

Liberalisme jelas berbeda dengan sosialis dimana negara sebisa mungkin tidak campur tangan dalam perekonomian, adanya interdepedensi atau ketergantungan satu sama lain, semua orang bebsar berkreasi, meminimalisir aturan atau birokrasi dalam perekonomian, dan bersifat absolute gain.
Liberalis terus menerus menusuk Indonesia secara perlahan namun pasti di masa sekarang ini, bahkan pada era Demokrasi Terpimpin, Indonesia berada di ambang tarik menarik antara sosial komunis dan liberal seperti Uni Soviet, China, dan US. Pada masa itu, Indonesia merupakan basis penting di Asia Tenggara, karena jika Indonesia jatuh ke tangan komunisme, atau sosialisme maka negara Asia Tenggara akan ikut menjadi bagian dalam paham tersebut, hal yang sangat ditakuti US pada masa itu.

Bagaimana dengan jaman sekarang ini ?? Indonesia mengarah kemana? 
Liberalisme di masa globalisasi memang sangatlah berkembang dan maju, perlahan-lahan negara-negara di dunia mulai melepaskan industri nya kepada asing untuk dikelola, peran negara dituntut menjadi berkurang bahkan hilang. Inilah yang berbahaya jika kita terlalu nunduk pada liberalisme. Eksploitasi besar-besaran, kesenjangan sosial, bahkan kerugian dapat kita rasakan dalam waktu ke depan jika kita terlalu bangga dan terlena pada liberalisme ini. SDA kita akan habis tuk asing, dan jika SDA kita habis maka kita akan tergantung kepada pihak asing dimana kita akan jauh lebih rugi ke depannya. Hal ini sudah terlihat dalam beberapa industri kita, contohnya saja industri tekstil, kayu, dan minyak yang cukup memberikan kita pukulan telak dimana kita jauh lebih rugi daripada kalangan investor dalam memainkan perannya. Uang yang investor dapatkan di negeri ini, lari kepada negara mereka masing-masing. Kita dapat apa? Kita hanya dapat ampas dari sisa-sisa eksploitasi semata.

Lalu sosialisme sendiri bagaimana?? Saya rasa cukup ideal dengan kondisi negara seperti sekarang ini. Butuh kembalinya peran negara di dalam mengatur perekonomian. Pentingkan rakyat kecil, majukan industri kecil dan strategis, jangan asal setuju kepada asing jika kita belum ahli di dalam memainkan peran, jeli dan teliti terlebih dahulu di dalam memainkan globalisasi. Indonesia perlu membimbing dan melindungi industri yang masih rentan terhadap serbuan barang impor. Untuk menghadapi liberlisme, haruslah kita menyiapkan industri kecil menjadi kompetitif dan daya saing tinggi dimana barang lokal dapat kita ekspor ke luar negeri dan diakui oleh dunia, uang dan anggaran yang dicairkan sepenuhnya untuk pembangunan ekonomi untuk rakyat, dengan berkembangnya industri lokal, maka nantinya akan tercipta industri besar yang menyedot SDM kita menjadi lebih berkualitas dan memiliki daya saing dengan SDM lain sehingga bangsa ini bukan bangsa pembuat bahan baku saja, tapi menciptakan industri bahan jadi. 

Mari kita lihat kepada negeri "Sang Naga". China mampu menjadi  negara besar dan sukses karena negara ini sukses menjalankan perannya di dalam menyumbang perekonomian dunia. China berhasil memberikan pengaruh dari segi ekonomi bahkan politik. Lihat tahun-tahun sebelum masa kejayaan China sekarang. Segala industri kecil disiapkan untuk menghadapi gempuran barang impor, pembangunan infrastruktur dan aturan hukum yang benar-benar untuk rakyat, negara masih mengatur regulasi, aturan dan perjanjian kerjasama dengan asing. Sampai di mana negara itu merasa siap untuk bersaing dengan negara lain, maka ia mulai membuka perekonomiannya menjadi lebih liberal. Ini yang harus kita pelajari sebelum meliberalisasi negara ini.

Jika kita berhasil maju dalam liberalisasi, maka kita akan menjadi negara adidaya baru dalam dunia, tapi jika kita gagal?? Maka industri kecil kita mati, SDA habis, tergantung pada asing, dan kita tak akan pernah bisa maju. 

Sekarang mari kita menganalisa, cocok kah kita untuk meliberalisasi negara kita pada saat ini?? Atau haruskah kita kembali kepada UUD '45 dan Pancasila yang merupakan jati diri bangsa?? 

Mengenai teori - teori sistem politik, kamu dapat membuka link d bawah ini yang mungkin dapat memberikan manfaat untuk anda.







Senin, 20 Juni 2011

Revolusi ku untuk Indonesia

Saya ingin mengajak kalian untuk sedikit berkhayal mengenai revolusi, kebanyakan mereka menganggap bahwa revolusi amatlah mengerikan dimana terjadi kekosongan norma dan nilai sosial dalam masyarakat yang terbilang keji dan kejam. Mari menyelidiki Revolusi Perancis terlebih dahulu.

Revolusi Perancis bermula dari kegagalan Louis XVI di dalam menangani semua keluhan masyarakat terhadap ketimpangan ekonomi, sosial, dan melaratnya kaum petani dan buruh. Kebanyakan kaum bangsawan dan orang elit yang mendominasi pemerintahan. Segala kejadian tersebut membuahkan tokoh besar di dalam menjalankan Revolusi Perancis, yakni Napoleon Bonaparte. Beliau adalah orang yang berperan besar di dalam membawa perubahan Perancis menjadi sistem republik dan membuang sistem monarki "busuk" yang tak berkembang pada masa itu.

Penyerbuan penjara Bastille menjadi simbol besar terhadap perubahan Perancis, karena Bastille merupakan momok yang cukup kontroversi pada zaman itu. Perubahan ini berjalan dengan pembentukan konstitusi, tak ada hak khusus bagi gereja Katolik Roma untuk mengambil pajak, dan segala sesuatu berdasarkan rakyat.

Revolusi merupakan hal yang bersifat represif dan mendadak dimana segala kalangan turun tangan di dalam menjalankan perubahan pemerintahan, dan beberapa memilih netral dan ikut-ikutan saja. Inilah yang membuat kita berpikir apakah perlu Indonesia menjalankan "Revolusi" seperti yang diteriakkan masyarakat Perancis, yakni "Vive La Nation" - yakni "Hidup Negara"

Revolusi tidak harus bersifat kekerasan, tetapi juga dijalankan dengan rapi guna mencapai tujuan bersama. Butuh pemimpin yang benar-benar karismatik di negeri ini agar dapat membangkitkan romantisme kejayaan Indonesia di masa lampau dulu seperti Sriwijaya, Majapahit, Orde Lama, bahkan Orde Baru. Marilah kita melihat kepada kejayaan dan kekuatan negeri ini, dimana negara lain takjub dan takut terhadap kekuatan negeri ini.

Tapi, marilah kita melihat keadaan yang sekarang :
  • Kekerasan terhadap TKI makin marak bahkan beberapa dari mereka meninggal dunia
  • Liberalisasi ekonomi yang keterlaluan dimana rakyat lebih menderita daripada bahagia
  • Sikap anggota DPR yang masih terbilang 'Bocah' dikarenakan hobi menggunakan anggaran besar dan tak memerhatikan rakyat
  • Melayani kepentingan asing dan kepentingan nasional lamban
  • Rakyat sudah lelah berteriak dan mengemis di negara 'lumbung padi' ini
  • Janji palsu sudah terlalu sering didengar rakyat
Melihat keadaan ini, tidaklah jauh berbeda dengan Rusia pada tahun 1917 dahulu. Kaum bangsawan seperti pengusaha di jaman sekarang ini, kaum birokrat layaknya DPR kita, dan melayani kepentingan asing, seperti negeri ini. Merupakan hal yang nyaris sama dengan keadaan Indonesia.
Namun, yang berbeda hanya sistem pemerintahan kita saja, tapi selebihnya sama. Anda dapat membaca atau mencari sejarah Revolusi Rusia di manapun yang anda mau, karena awal mula revolusi adalah keadaan pemerintahan dan negara yang bobrok, hampir sama dengan keadaan Indonesia saat ini.

Mengadakan revolusi baiknya memikirkan beberapa hal berikut ini :
  • Jangan berbau sara dan saling membunuh antara suku satu dan lainyya, tapi bersatu dalam membawa perubahan.
  • Perpolitikan kita yang memburuk, maka alangkah baiknya kita mengubah keadaan politik dan hukum yang tidak menentu di negeri ini.
  • Meminta segala kalangan DPR untuk mundur serta mengganti pemerintahan dengan orang yang benar-benar independen, bukan dari partai.
  • Melakukan perubahan terhadap UUD '45 dan mencanangkan Pancasila sebagai ideologi nomor wahid di negeri ini, dan kembali ke perekonomian rakyat.
Kalian bisa berpikir sejenak mengenai pendapat saya ini. Ini adalah hasil pemikiran saya dari apa yang saya pelajari. Anda boleh berpendapat dan berkomentar mengenai Indonesia ini.

- Richard Ivander





Reformasi? Bikin mati??

Reformasi..

Adalah era dimana segala kalangan masyarakat menginginkan perubahan terhadap negeri ini. Bisa dikatakan revolusi singkat ini, menjadikan mantan Presiden Soeharto "K.O" sebagai orang nomor wahid di Indonesia. 

Lalu, apa benar era sekarang adalah era reformasi? Lalu, apa dampaknya sekarang?? Apakah benar kita sejahtera? Atau benar kita menderita?

Mari kita menoleh ke arah kanan kiri kita, sedikit melihat ke belakang pun diperbolehkan. Banyak anak-anak yang tak bersekolah, edukasi antar daerah masih cukup tak merata, pengangguran masih ada, rakyat susah makan, petani berteriak minta kebijakan pemerintah, dan asing yang diutamakan.

Benar sekali, para bapak dan ibu pemerintahan mengatakan bahwa sudah saatnya era globalisasi dan perdagangan bebas dimulai. Namun, mari yuk kita mengintip sedikit ke celah kekurangan negeri ini, Apa ekonomi mikro siap menghadapi serbuan produk asing?

Prinsip tak boleh adanya diskriminasi antara barang lokal dan impor, serta tak boleh adanya kecurangan dalam perdagangan merupakan salah satu prinsip WTO, yang dikenal MFN alias Most Favored Nation

Kalau begitu, artinya barang lokal dan barang impor memiliki nilai yang sama, dan bagaimana produk lokal bersaing?? Infant Industry harus dilindungi!! Banyak lini industri pemerintah yang masih labil dan sulit berkembang, tapi kenapa harus diberikan kepada asing? Negara harusnya melindungi berbagai macam sumber daya alam negeri ini, misalkan minyak bumi, gas, dan juga sumber daya alam lainnya.

Jangan lupa bahwa swasembada pada masa Orba dulu kini kian mimpi, toh kita masih ngimpor beras Vietnam atau Thailand, apa kita tak malu dibilang negara agraris?

Pemerintah seharusnya tak melupakan visi misi negeri ini, ketika reformasi diperjuangkan maka jangan langsung disalahgunakan. Alangkah baiknya bila pemerintah membaca mengenai UUD '45 yang sepenuhnya untuk rakyat, daripada liberalisasi yang setengah hati dan merugi. 

Mari kita lihat ke pemerintah, 
Korupsi masih ada dan koruptor lari sana sini, kasus perbankan yang marak, korupsi pajak negara, kolusi dan nepotisme masih tercium. Apakah negeri ini merupakan reformasi yang diimpikan pemuda?? Lalu, bagaimana dengan Pancasila yang tak diaplikasikan untuk menjalankan perpolitikan negeri ini? Melihat anggota DPR nonton video porno dan tidur di dalam gedung DPR, apa kalian tak sakit hati melihatnya? Lalu, koruptor bisa lari dengan alasan "sakit", apa kita tak "SAKIT" dibuatnya? 

Menurutmu, apa negeri ini demokratis?? Saya bilang TIDAK!! 
Kenapa??
Kita sudah meneriakkan opini dan pendapat kita, apa diperdengarkan?? Tentu tidak sama sekali. Pembangunan Gedung DPR masih berjalan, anggaran DPR masih bengkak, padahal selama ini kita sudah berteriak di bawah teriknya matahari kota Jakarta tiap harinya. Pemerintah bersikap otoriter dalam hal tersebut.

Kiranya kita sudah mulai menyadari dan diam tanpa kata terhadap keadaan negeri yang runyam ini. Banyak masyarakat meneriakkan Revolusi seperti di Prancis dimana segala rakyat dari segala kalangan bersatu padu menyerang pusat pemerintahan dan meminta pemerintah segera membuat perpolitikan yang lebih memihak rakyat. Menurut saya, saya cukup setuju akan hal tersebut. Bagaimana dengan kalian?? 

Apakah ini saatnya melakukan revolusi terhadap pemerintahan?
Mungkin "Bom Waktu" mulai berjalan dari sekarang

- Richard Ivander